dear, kamu; siapapun kamu
mungkin selalu ada suka bahkan tawa di setiap sedihku, kamu
diam-diam selalu menguntit, sudah mirip dengan agen BIN, kamu
diam-diam membicarakan, sepertinya tak beda dengan gerombol ibu-ibu saat bersama berhadapan dengan mamang tukang sayur, kamu
diam-diam lalu mengeja setiap kata yang aku tulis, tak jauh seperti plagiat yang nantinya mengutip semua, kamu
diam-diam melihatku seksamamu mengamati, seperti penggemar yang menyukai idolanya, lalu meniru, kamu
iya, kamu
yang kata angin membenciku, tapi angin-anginan memperhatikan bahkan mengekor segalaku
iya, kamu
bisa buka mata sedikit ?
iya, kamu
masih punya hati kah ?
kamu, teruntuk kamu yang bahagia melihat kesedihanku
mungkin selalu ada suka bahkan tawa di setiap sedihku, kamu
diam-diam selalu menguntit, sudah mirip dengan agen BIN, kamu
diam-diam membicarakan, sepertinya tak beda dengan gerombol ibu-ibu saat bersama berhadapan dengan mamang tukang sayur, kamu
diam-diam lalu mengeja setiap kata yang aku tulis, tak jauh seperti plagiat yang nantinya mengutip semua, kamu
diam-diam melihatku seksamamu mengamati, seperti penggemar yang menyukai idolanya, lalu meniru, kamu
iya, kamu
yang kata angin membenciku, tapi angin-anginan memperhatikan bahkan mengekor segalaku
iya, kamu
bisa buka mata sedikit ?
iya, kamu
masih punya hati kah ?
kamu, teruntuk kamu yang bahagia melihat kesedihanku
aku pagi
kamu senja
kita ada
saling melengkapi
mengawali dan menutup hari
sama-sama saling melukis senyum
kamu senja
kita ada
saling melengkapi
mengawali dan menutup hari
sama-sama saling melukis senyum