Teruntuk, kamu.
Sepagi ini sedang apa kamu? Aku terbangun terlalu pagi dan ada yang menyeretku untuk membuat surat ini. Kau tidak marah kan aku membuatnya? Oiya, kenapa harus marah, tak ada alasan tepat untuk marah karena tulisan ini, kan?
Beberapa waktu lalu, banyak orang yang sering menanyakanmu padaku; terutama sahabat-sahabat jauh. Kau tau, mereka menganggap kita dekat, bahkan punya hubungan spesial. Aku hanya bisa tersenyum kala itu, dan tak disangkal, beberapa kali terucap 'aamiin' di setiap perkataan mereka terdengar atau terbaca olehku. Perkataan adalah doa, aku percaya itu. Terutama ketika mereka berkata bahwa kau baik, dan memintaku untuk jangan menyiakanmu. Meski awalnya, aku sendiri sempat bingung kenapa kau selalu dihubung-hubungkan denganku.
Perkenalan yang singkat, pertemuan awal yang tak direncanakan sebelumnya, dan hubungan yang tak sempat ku beri nama. Aku tak pernah percaya cinta pandangan pertama, dan seharusnya aku tak percaya kamu dari dulu. Atau, itu hanya persepsiku saja? Aku sempat menganggapmu mencintaiku. Hahaha. Aku sering mati suri termakan persepsiku sendiri. Untuk ini, sudah ku maafkan diriku sendiri.
Sepagi ini sedang apa kamu? Aku terbangun terlalu pagi dan ada yang menyeretku untuk membuat surat ini. Kau tidak marah kan aku membuatnya? Oiya, kenapa harus marah, tak ada alasan tepat untuk marah karena tulisan ini, kan?
Beberapa waktu lalu, banyak orang yang sering menanyakanmu padaku; terutama sahabat-sahabat jauh. Kau tau, mereka menganggap kita dekat, bahkan punya hubungan spesial. Aku hanya bisa tersenyum kala itu, dan tak disangkal, beberapa kali terucap 'aamiin' di setiap perkataan mereka terdengar atau terbaca olehku. Perkataan adalah doa, aku percaya itu. Terutama ketika mereka berkata bahwa kau baik, dan memintaku untuk jangan menyiakanmu. Meski awalnya, aku sendiri sempat bingung kenapa kau selalu dihubung-hubungkan denganku.
Perkenalan yang singkat, pertemuan awal yang tak direncanakan sebelumnya, dan hubungan yang tak sempat ku beri nama. Aku tak pernah percaya cinta pandangan pertama, dan seharusnya aku tak percaya kamu dari dulu. Atau, itu hanya persepsiku saja? Aku sempat menganggapmu mencintaiku. Hahaha. Aku sering mati suri termakan persepsiku sendiri. Untuk ini, sudah ku maafkan diriku sendiri.