Batu akik sedang heboh dan banyak dicari manusia. Setiap hari selalu ada manusia yang datang ke gunung, hutan dan sungai sekedar mencari batu untuk dijadikan perhiasan.
Hingga suatu hari, Dungdung menangis karena sepulang bekerja di hutan, dia kehilangan rumahnya. Rumah di bawah sebongkah batu yang baru saja diambil manusia untuk dijadikan akik. Dungdung, kurcaci yang hidup seorang diri itu mengadu kepada Raja Walakama, seorang Raja yang terkenal bijak di kerajaan Kurcaci. Para kurcaci adalah penjaga hutan. Kerajaan mereka berada di tepi sungai sebuah hutan, para kurcaci tinggal di bawah batu-batu yang ada di sekitarnya. Di tempat yang beberapa bulan terakhir ini selalu didatangi manusia untuk berburu batu akik. Sebab merasa iba pada Dungdung, Raja mengizinkannya tinggal di istana untuk sementara waktu.
"Raja, bagaimana ini, rakyat kita sudah banyak yang kehilangan rumahnya, apa yang harus kita perbuat untuk menyelamatkan kerajaan kita?", ucap Ratu kurcaci cemas.
"Entahlah, Ratuku. Aku pun tak tahu harus berbuat apa. Kita tidak mungkin bisa melawan manusia. Mereka raksasa, besar dan kuat. Kita pasti kalah melawan mereka", jawab Raja pasrah.
Hari berganti hari, semakin banyak kurcaci yang kehilangan tempat tinggal mereka. Kemarin dulu, Baba. Kemarin, Rana. Hari ini, Dindang yang ketiban apes karena kehilangan rumahnya. Beberapa dari mereka yang kehilangan rumah mengungsi ke rumah kurcaci lain, ada pula yang menerima tawaran Raja untuk tinggal di istana. Musibah bagi para kurcaci itu terus terjadi, seiring semakin banyaknya manusia yang datang ke tepian sungai untuk mencari batu akik. Manusia tidak tahu bahwa batu yang mereka ambil adalah rumah bagi para kurcaci.
Sore itu, Raja memutuskan untuk mengadakan sidang istana. Semua penasehat dan para menteri hadir untuk bersama membahas masalah yang terjadi di kerajaan.
"Bagaimana ini? Musibah di Kerajaan kita semakin hari semakin bertambah. Rakyat kita sudah banyak yang kehilangan rumahnya. Adakah yang bisa membantu kita mengatasi masalah ini? Bagaimana Perdana Menteri Nyitnyit?" kata Raja.
"Emmm... Kita berhadapan dengan manusia. Mereka rakus. Rumah-rumah kurcaci lama kelamaan memang bisa habis jika terus menerus diambil hanya untuk dijadikan perhiasan. Lebih lagi, mereka bisa merusak alam jika terus menerus begini", kata Nyitnyit, sang Perdana Menteri.
"Begini saja, mungkin kita bisa meminta bantuan Sang Pencipta. Barangkali Sang Pencipta bisa membantu kita mengatasi masalah kita. Besok, kita akan melakukan pemujaan dan meminta pertolongannya", Kol, seorang penasehat memberi masukan.
"Baiklah, kita coba besok untuk menemui Sang Pencipta dan meminta bantuan darinya", ucap Raja, kemudian membubarkan sidang istana.
Keesokan hari, para kurcaci melakukan pemujaan untuk Sang Pencipta dan meminta bantuan supaya musibah yang menimpa mereka segera berlalu. Supaya tak ada lagi kurcaci yang kehilangan rumahnya. Pemujaan diikuti oleh seluruh kurcaci.
Ketika pemujaan selesai, tiba-tiba terdengarlah bunyi gemuruh dari atas bukit. Tanah mulai bergetar. Badai besar datang. Para kurcaci berlarian mencari tempat berlindung. Semua masuk ke dalam istana, di bawah sebongkah batu yang sangat besar. Cukup aman untuk berlindung sampai badai berlalu.
"Kita aman di sini. Semua kurcaci ada di dalam istana. Persediaan makanan cukup bagi kita hingga esok hari. Badai pasti segera berlalu. Berdoalah agar kita semua selamat", teriak Nyitnyit kepada seluruh kurcaci.
Malam itu mereka semua tinggal di istana. Di luar, badai masih menerjang. Bukit longsor. Banyak batu berguguran. Tanahpun menutupi sekitaran mereka. Tetapi seluruh kurcaci tetap aman hingga alam kembali tenang.
Pagi telah datang, badai telah berlalu. Kurcaci mulai berani keluar dari istana. Mereka banyak menemukan bongkahan batu, tempat tinggal baru. Kerja bakti pun dimulai, tak ada yang tak bekerja. Semua ikut andil membenahi kerajaan. Kerajaan kembali tertata rapi. Semua kurcaci mendapatkan rumahnya, termasuk rumah baru untuk Dungdung, Baba, Rana, Dindang dan semua kurcaci yang kehilangan rumah.
"Berkat Sang Pencipta, semua kurcaci sekarang aman. Semoga tak ada lagi ulah manusia yang merugikan kita dan merusak alam", kata Sang Ratu kepada Raja saat melihat seluruh rakyatnya kini bahagia.
Di dunia manusia, berita longsor menghebohkan. Beberapa pencari batu akik tewas tertimpa longsor saat berusaha membuat goa-goa untuk menambang batu akik di bukit itu.