"Maaf sudah terlalu lama membuatmu menunggu", kataku sembari mengecup kedua pipi Ratri, perempuan yang kucintai 3 tahun ini.
"Tak apa. Bukankah tidak hanya sekali ini saja kau membuatku menunggu?", katanya meledekku.
Disela perbincangan, aku memanggil pelayan untuk memesan minuman sebagai teman kami berbincang. Juga beberapa potong kue manis sebagai pelengkap.
"Bagaimana pekerjaanmu?", tanyanya.
"Baik. Untuk sejauh ini, tetapi entah besok. Aku dengar rumor bahwa aku akan dipindah tugaskan ke kota lain."
"Lalu? Pergilah. Jangan siakan apa yang telah kau bangun selama ini. Karirmu. Kerja kerasmu."
"Tetapi jika aku pergi, aku tak sanggup harus meninggalkanmu."
"Tak usah hiraukan aku."
Aku terdiam beberapa saat.
"Tidak. Aku tidak bisa meninggalkanmu. Aku akan membawamu. Sesaat setelah aku meminta izin kepada kedua orang tuamu. Aku akan menikahimu sebelum harus pindah ke luar kota."
"Tidak. Tidakkah nantinya kau akan menyesal menikahi orang yang tidak mencintaimu? Maafkan aku", katanya sambil pergi meninggalkanku yang seketika mati suri di bangku kafe itu.