Ketika pelangi muncul sehabis hujan
Aku mengingat saat kita dalam pelukan
Senyummu yang malu ketika pipimu menerima sebuah kecupan
Aku tak sempat lagi menggodamu
Kau pergi bersama dia yang kau sebut kekasihmu
Aku malu, malu pada diriku yang tak sempat berkata aku cinta kamu
Sekujur tubuhku kaku, gigiku ngilu, ingatanku mulai ragu memutar tentang kamu
Tapu hati tak mau berhenti disitu
Mungkin aku mulai mencinta kehilanganku atas kamu
Ah, tidak
Kamu hanya serpihan sebuah sajak
Menggores pedih hati sebagai jejak
Menggoyah bumi tempatku berpijak
Kamu, perempuan yang selalu aku torehkan parasnya dalam lukisan
Tahukah kamu, bahwa rindu itu bagai dicambuk rotan ?
Aku mengingat saat kita dalam pelukan
Senyummu yang malu ketika pipimu menerima sebuah kecupan
Aku tak sempat lagi menggodamu
Kau pergi bersama dia yang kau sebut kekasihmu
Aku malu, malu pada diriku yang tak sempat berkata aku cinta kamu
Sekujur tubuhku kaku, gigiku ngilu, ingatanku mulai ragu memutar tentang kamu
Tapu hati tak mau berhenti disitu
Mungkin aku mulai mencinta kehilanganku atas kamu
Ah, tidak
Kamu hanya serpihan sebuah sajak
Menggores pedih hati sebagai jejak
Menggoyah bumi tempatku berpijak
Kamu, perempuan yang selalu aku torehkan parasnya dalam lukisan
Tahukah kamu, bahwa rindu itu bagai dicambuk rotan ?