Surat Untuk Lelaki Baik Yang Sempat Hadir
4/09/2014 06:23:00 AM
Teruntuk, kamu.
Sepagi ini sedang apa kamu? Aku terbangun terlalu pagi dan ada yang menyeretku untuk membuat surat ini. Kau tidak marah kan aku membuatnya? Oiya, kenapa harus marah, tak ada alasan tepat untuk marah karena tulisan ini, kan?
Beberapa waktu lalu, banyak orang yang sering menanyakanmu padaku; terutama sahabat-sahabat jauh. Kau tau, mereka menganggap kita dekat, bahkan punya hubungan spesial. Aku hanya bisa tersenyum kala itu, dan tak disangkal, beberapa kali terucap 'aamiin' di setiap perkataan mereka terdengar atau terbaca olehku. Perkataan adalah doa, aku percaya itu. Terutama ketika mereka berkata bahwa kau baik, dan memintaku untuk jangan menyiakanmu. Meski awalnya, aku sendiri sempat bingung kenapa kau selalu dihubung-hubungkan denganku.
Perkenalan yang singkat, pertemuan awal yang tak direncanakan sebelumnya, dan hubungan yang tak sempat ku beri nama. Aku tak pernah percaya cinta pandangan pertama, dan seharusnya aku tak percaya kamu dari dulu. Atau, itu hanya persepsiku saja? Aku sempat menganggapmu mencintaiku. Hahaha. Aku sering mati suri termakan persepsiku sendiri. Untuk ini, sudah ku maafkan diriku sendiri.
Mungkin, sebentar lagi akan ada yang tertawa, menertawakan yang berakhir sebelum ada yang dimulai. Atau bahkan menertawakan 'aamiin' yang pernah ku ucap. Mungkin juga, banyak yang akan menyayangkannya; termasuk aku. Dan untuk diri sendiri, aku sudah bisa menertawakannya. Setidaknya itu membuatku tidak menangisi diriku sendiri. Aku tak pernah mau terlihat lemah.
Aku sempat menganggapmu datang terlalu cepat. Bahkan ketika aku belum sembuh dari luka lamaku. Tapi saat itu, aku mengakui kau berhasil. Kau hebat bisa menciptakan senyum setelah sebulan penuh aku menangisi masa laluku; kala itu. Dan kau, sempat berhasil membuatku menciptakan harapan baru. Iya, terlalu cepat.
Tuhan belum memberiku jawaban kenapa ini semua terjadi. Itu pasti karena aku bukan pendoa yang baik. Aku pendosa. Tetapi aku lancang. Aku pernah meminta kepadaNya agar kau bisa menetap lebih lama di hidupku. Membuat banyak tawa, senyum, dan tangis yang akan ku jadikan kenangan-kenangan yang bisa ku ingat, atau bisa ku jadikan alasan untuk tetap bisa menjagamu. Aku pernah berpikir bahwa aku telah menemukan cinta yang baik. Aku benar, kan?
Aku jatuh cinta. Aku tak pernah menganggap ada cinta yang salah. Semua cinta jatuh tepat pada tempatnya, meski kita tak pernah tau bagaimana kisah itu akan berlanjut.
Jika kau ingin pergi, pergilah tanpa mencoba menengok ke belakang. Aku tak ingin kau melihatku sedang menangis, karena aku tau kau telah terbiasa melihatku tertawa. Ingat saja aku sebagai yang pernah menyayangimu, simpan aku dengan tenang, simpan diam-diam; seperti bagaimana kamu yang biasanya. Dan maaf jika aku belum sempat membuatmu bahagia.
Jika kau ingin bertahan, aku menunggumu pada percakapan-percakapan aneh yang sering membuatku tertawa dan tersenyum ketika mengingatnya. Oiya, sejujurnya, aku merindukanmu.
Sepagi ini sedang apa kamu? Aku terbangun terlalu pagi dan ada yang menyeretku untuk membuat surat ini. Kau tidak marah kan aku membuatnya? Oiya, kenapa harus marah, tak ada alasan tepat untuk marah karena tulisan ini, kan?
Beberapa waktu lalu, banyak orang yang sering menanyakanmu padaku; terutama sahabat-sahabat jauh. Kau tau, mereka menganggap kita dekat, bahkan punya hubungan spesial. Aku hanya bisa tersenyum kala itu, dan tak disangkal, beberapa kali terucap 'aamiin' di setiap perkataan mereka terdengar atau terbaca olehku. Perkataan adalah doa, aku percaya itu. Terutama ketika mereka berkata bahwa kau baik, dan memintaku untuk jangan menyiakanmu. Meski awalnya, aku sendiri sempat bingung kenapa kau selalu dihubung-hubungkan denganku.
Perkenalan yang singkat, pertemuan awal yang tak direncanakan sebelumnya, dan hubungan yang tak sempat ku beri nama. Aku tak pernah percaya cinta pandangan pertama, dan seharusnya aku tak percaya kamu dari dulu. Atau, itu hanya persepsiku saja? Aku sempat menganggapmu mencintaiku. Hahaha. Aku sering mati suri termakan persepsiku sendiri. Untuk ini, sudah ku maafkan diriku sendiri.
Mungkin, sebentar lagi akan ada yang tertawa, menertawakan yang berakhir sebelum ada yang dimulai. Atau bahkan menertawakan 'aamiin' yang pernah ku ucap. Mungkin juga, banyak yang akan menyayangkannya; termasuk aku. Dan untuk diri sendiri, aku sudah bisa menertawakannya. Setidaknya itu membuatku tidak menangisi diriku sendiri. Aku tak pernah mau terlihat lemah.
Aku sempat menganggapmu datang terlalu cepat. Bahkan ketika aku belum sembuh dari luka lamaku. Tapi saat itu, aku mengakui kau berhasil. Kau hebat bisa menciptakan senyum setelah sebulan penuh aku menangisi masa laluku; kala itu. Dan kau, sempat berhasil membuatku menciptakan harapan baru. Iya, terlalu cepat.
Tuhan belum memberiku jawaban kenapa ini semua terjadi. Itu pasti karena aku bukan pendoa yang baik. Aku pendosa. Tetapi aku lancang. Aku pernah meminta kepadaNya agar kau bisa menetap lebih lama di hidupku. Membuat banyak tawa, senyum, dan tangis yang akan ku jadikan kenangan-kenangan yang bisa ku ingat, atau bisa ku jadikan alasan untuk tetap bisa menjagamu. Aku pernah berpikir bahwa aku telah menemukan cinta yang baik. Aku benar, kan?
Aku jatuh cinta. Aku tak pernah menganggap ada cinta yang salah. Semua cinta jatuh tepat pada tempatnya, meski kita tak pernah tau bagaimana kisah itu akan berlanjut.
Jika kau ingin pergi, pergilah tanpa mencoba menengok ke belakang. Aku tak ingin kau melihatku sedang menangis, karena aku tau kau telah terbiasa melihatku tertawa. Ingat saja aku sebagai yang pernah menyayangimu, simpan aku dengan tenang, simpan diam-diam; seperti bagaimana kamu yang biasanya. Dan maaf jika aku belum sempat membuatmu bahagia.
Jika kau ingin bertahan, aku menunggumu pada percakapan-percakapan aneh yang sering membuatku tertawa dan tersenyum ketika mengingatnya. Oiya, sejujurnya, aku merindukanmu.
Purwokerto, 09 April 2014
Salam,
Dyah.
2 komentar
aduh.... saya pikir saya sedang membaca cerpen atau novel gitu... semangat ya mbak... :)
ReplyDeletehahaha, cuma surat. selalu semangat kok :)
Deletemakasih ya sudah mampir.
Terima kasih atas komentarnya. :)