Pacaran yang dewasa. Apa? Gimana? Entahlah.
Kemarin ngobrol sama @Chariissmaa tentang bagaimana itu jadi gadis (emmm.. perempuan) dewasa dalam berpacaran. Kemudian yang muncul di pikiran kami justru berjuta pertanyaan;
''Apa gak boleh ngambek lihat dia ganjenin cewek lain?"
"Apa gak boleh cemburu lihat dia jalan sama cewek lain?"
"Apa gak boleh marah lihat dia masih dekat sama mantan pacar/gebetannya?"
"Apa kudu diem aja?"
"Lah, mereka gak peka kok!", etc.
Jadi, gimana? Hehehe.
"Be mature, girls! Jangan ngambekan!". Rasanya pengen banget aku jawabin, "Dipikirnya kita bisa ngambek tanpa alasan? Dan kita gak capek ngambek melulu?"
Kita ngambek itu pasti beralasan. Gak mungkin tiba-tiba ngambek cuma pengin cari perhatian. Lah, bentar. CUMA CARI PERHATIAN itu juga alasan, barangkali kalian (para cowo) gak perhatian? Ya gitu ~
Menuju dewasa itu proses. Ada banyak sekali penyesuaian, yang seharusnya dua-duanya bisa berproses bersama. Kalian (para cowok) gak bisa menuntut kami supaya dewasa, tetapi kalian sendiri masih suka seenaknya sendiri. Pun sebaliknya. Kami juga butuh banyak upaya menjadi dewasa supaya kalian bisa tenang. Akan ada saatnya di mana yang kita pikirkan memang bukan sekedar cemburu sana-sini lagi. Iya, saat masing-masing dari kita sadar akan status dan tanggungjawab menjaga perasaan pasangan. Saat menjaga perasaan pasangan dan hubungan/komitmen adalah suatu kesadaran, tanpa perlu khilaf goda-goda pihak ketiga. Saat visi dan misi benar-benar satu. Saat bisa saling menerima kekurangan masing-masing, dan memahami kerumitan pikiran masing-masing. Saat memilih tetap tinggal, meski masalah yang dihadapi begitu besar. Saat masing-masing dari kita tidak mementingkan ego sendiri, melainkan mencari jalan keluar bersama. Saling mendengar, saling berbicara apa yang ada di hati dan pikiran. Bukan malah menyembunyikannya dan memilih menceritakan kepada orang lain yang justru akan membuat celah keretakan.
Kapan itu? Saat ini. Kita bisa mulai belajar dari sekarang.
Bagaimana jika salah satu dari kita berbuat kesalahan? Cinta itu memaafkan. Ya kan? Sesakit apapun kami, tetap akan selalu memaafkan kesalahan kalian. Apakah kalian juga begitu saat kami melakukan kesalahan? Bahkan jika suatu saat kesalahan itu terulang, kami masih terus memaafkan. Kenapa? Karena kami lebih tidak ingin kehilangan kalian.
Tetapi, kata orang, sabar ada batasnya. Pada pengulangan kesalahan yang ke sekian kalinya, kami jengah. Atau justru kami merasa bersalah sendiri karena tidak bisa membahagiakan kalian. Akhirnya, menyerahkan pilihan untuk pergi atau tetap tinggal. Kalian tau, bahagia kalian sedang kami usahakan. Bukankah sebaliknya juga demikian? Tetapi jika ternyata bahagia kalian bukanlah kami, dengan sangat-sangat-sangat berat hati, kami melepas kalian. Kami tidak menyerah. Tetapi menahan kalian, tetapi kalian tidak bahagia adalah menyedihkan. Carilah bahagia yang kalian inginkan, jika itu bukan kami. Tetapi jika bahagia kalian adalah kami, jaga. Sebab cinta tak hanya butuh menyenangkan, tapi juga menenangkan.
Be mature, guys! Be mature, girls!
Jangan sampai kalian menyesal saat telah kehilangan orang yang sebenarnya sangat kalian sayangi. Jangan.
Tertanda,
perempuan kedua (setelah ibumu) yang mengupayakan kebahagiaanmu.
Kemarin ngobrol sama @Chariissmaa tentang bagaimana itu jadi gadis (emmm.. perempuan) dewasa dalam berpacaran. Kemudian yang muncul di pikiran kami justru berjuta pertanyaan;
''Apa gak boleh ngambek lihat dia ganjenin cewek lain?"
"Apa gak boleh cemburu lihat dia jalan sama cewek lain?"
"Apa gak boleh marah lihat dia masih dekat sama mantan pacar/gebetannya?"
"Apa kudu diem aja?"
"Lah, mereka gak peka kok!", etc.
Jadi, gimana? Hehehe.
"Be mature, girls! Jangan ngambekan!". Rasanya pengen banget aku jawabin, "Dipikirnya kita bisa ngambek tanpa alasan? Dan kita gak capek ngambek melulu?"
Kita ngambek itu pasti beralasan. Gak mungkin tiba-tiba ngambek cuma pengin cari perhatian. Lah, bentar. CUMA CARI PERHATIAN itu juga alasan, barangkali kalian (para cowo) gak perhatian? Ya gitu ~
Menuju dewasa itu proses. Ada banyak sekali penyesuaian, yang seharusnya dua-duanya bisa berproses bersama. Kalian (para cowok) gak bisa menuntut kami supaya dewasa, tetapi kalian sendiri masih suka seenaknya sendiri. Pun sebaliknya. Kami juga butuh banyak upaya menjadi dewasa supaya kalian bisa tenang. Akan ada saatnya di mana yang kita pikirkan memang bukan sekedar cemburu sana-sini lagi. Iya, saat masing-masing dari kita sadar akan status dan tanggungjawab menjaga perasaan pasangan. Saat menjaga perasaan pasangan dan hubungan/komitmen adalah suatu kesadaran, tanpa perlu khilaf goda-goda pihak ketiga. Saat visi dan misi benar-benar satu. Saat bisa saling menerima kekurangan masing-masing, dan memahami kerumitan pikiran masing-masing. Saat memilih tetap tinggal, meski masalah yang dihadapi begitu besar. Saat masing-masing dari kita tidak mementingkan ego sendiri, melainkan mencari jalan keluar bersama. Saling mendengar, saling berbicara apa yang ada di hati dan pikiran. Bukan malah menyembunyikannya dan memilih menceritakan kepada orang lain yang justru akan membuat celah keretakan.
Kapan itu? Saat ini. Kita bisa mulai belajar dari sekarang.
Bagaimana jika salah satu dari kita berbuat kesalahan? Cinta itu memaafkan. Ya kan? Sesakit apapun kami, tetap akan selalu memaafkan kesalahan kalian. Apakah kalian juga begitu saat kami melakukan kesalahan? Bahkan jika suatu saat kesalahan itu terulang, kami masih terus memaafkan. Kenapa? Karena kami lebih tidak ingin kehilangan kalian.
Tetapi, kata orang, sabar ada batasnya. Pada pengulangan kesalahan yang ke sekian kalinya, kami jengah. Atau justru kami merasa bersalah sendiri karena tidak bisa membahagiakan kalian. Akhirnya, menyerahkan pilihan untuk pergi atau tetap tinggal. Kalian tau, bahagia kalian sedang kami usahakan. Bukankah sebaliknya juga demikian? Tetapi jika ternyata bahagia kalian bukanlah kami, dengan sangat-sangat-sangat berat hati, kami melepas kalian. Kami tidak menyerah. Tetapi menahan kalian, tetapi kalian tidak bahagia adalah menyedihkan. Carilah bahagia yang kalian inginkan, jika itu bukan kami. Tetapi jika bahagia kalian adalah kami, jaga. Sebab cinta tak hanya butuh menyenangkan, tapi juga menenangkan.
Be mature, guys! Be mature, girls!
Jangan sampai kalian menyesal saat telah kehilangan orang yang sebenarnya sangat kalian sayangi. Jangan.
Tertanda,
perempuan kedua (setelah ibumu) yang mengupayakan kebahagiaanmu.