Sejarah The Dream Team AC Milan
1/06/2012 08:47:00 AM
Berlusconi saat Milan juara Liga Champions 2007

Arigo Sachi bersama Franco Baresi
Musim
berikutnya, 1988-1989, Milan tidak mampu mempertahankan gelar seri
A-nya meskipun mendapat tambahan satu lagi pemain baru asal Belanda,
Frank Rijkard, yang direkrut dari Real Zaragosa. Milan hanya mampu
menduduki peringkat tiga dengan poin 46, selisih 12 poin di bawah sang
juara, Inter Milan, yang diperkuat trio Jerman: Lothar Matheus, Juergen
Klinsman, dan Andreas Brehme. Namun, di Piala Champions, Milan berhasil
tampil maksimal sebagai juara dengan menghancurkan Steaua Bucharest yang
diperkuat George Hagi, 4-0 tanpa balas. Gol dicetak oleh Gullit dan Van
Basten, masing-masing dua gol.
Gelar
Piala Champions kembali dipertahankan Milan di musim berikutnya,
1989-1990, setelah mengalahkan Benfica di partai final melalui gol
tunggal Rijkard. Gelar Piala Super Eropa dan Piala Toyota juga berhasil
diraih dengan mengalahkan Barcelona 2-1 agregat dan Atletico Nacional
1-0. Namun, di Seri A, Milan kembali gagal menjadi juara setelah hanya
menduduki peringkat dua dengan poin 49, selisih dua poin di bawah sang
juara, Napoli, yang diperkuat Diego Armando Maradona dan Ciro Ferrara.

Selebrasi juara Piala Champions 1988-1989

Selebrasi juara Piala Champions 1989-1990

Carlo Ancelotti mengangkat Piala Champions bersama Franco Baresi

Gullit mengangkat Piala Champions
Musim
1990-1991, Milan kembali gagal menjuarai seri A setelah lagi-lagi
berada di peringkat dua dengan poin 46, selisih lima poin di bawah
Sampdoria. Begitu juga dengan Piala Champions, Milan gagal
mempertahankannya setelah kalah dari Marseile di perempat final dengan
skor 1-4 agregat. Namun, Milan berhasil mempertahankan Piala Super Eropa
dan Piala Toyota setelah mengalahkan Sampdoria 3-1 agregat dan Olimpia
3-0. Di musim ini juga, Milan menjual dua pemain emasnya, yaitu Angelo
Colombo ke Bari dan kiper Giovani Galli ke Napoli. Untuk mengganti
kiper, Milan merekrut Sebastiano Rossi dari Cessena. Musim ini menjadi
akhir kejayaan bagi The Dream Team I.
The Dream Team I
Prestasi:
juara Seri A 1987-1988, Piala Super Italia 1988, Piala Champions 1989
dan 1990, Piala Super Eropa 1990 dan 1991, Piala Toyota 1990 dan 1991.
Skuad The Dream Team I mampu membawa Italia ke Semi
Final Piala Dunia 1990 di Italia. Mereka terhenti setelah kalah adu
penalti dari Argentina yang merupakan juara bertahan.
*****
Musim
1991-1992, Milan mengalami masa transisi. Pelatih Sachi keluar karena
berseteru dengan Van Basten; posisinya kemudian digantikan oleh Fabio
Capello. Di musim ini juga turut bergabung gelandang muda berbakat,
Demitrio Albertini, yang direkrut dari Padova. Hasilnya luar biasa,
Milan kembali menjuarai seri A dengan poin 56, selisih delapan poin di
atas peringkat dua, Juventus, yang diperkuat oleh Roberto Baggio.

Cappello, Papin, Boban, Albertini, dan Tasotti
Musim
selanjutnya, 1993-1994, Milan kembali berbenah menyusul hengkangnya duo
Belanda: Gullit ke Sampdoria dan Rijkard ke Ajax Amsterdam, plus cedera
parah yang diderita Van Basten dan pensiunnya Carlo Ancelotti, serta
semakin tuanya umur beberapa pemain: Mauro Tasotti dan Roberto Donadoni.
Pemain-pemain baru pun direkrut: Marcel Desaily dari Marseille, Brian
Laudrup dari Fiorentina, Cristian Panucci dari Genoa, dan Florin
Radocioui dari Brescia.
Hasilnya
mantap, Milan meraih sukses ganda: menjuarai Seri A dan Piala
Champions. Di Seri A, Milan memuncaki klasemen dengan poin 50, selisih
tiga poin di atas peringkat dua, Juventus. Di Piala Champions, Milan
menghancurkan Barcelona yang diperkuat Romario dan Ronald Koeman, serta
dilatih Johan Cruyf, 4-0 tanpa balas. Dua gol dicetak Massaro, dua gol
lainnya dicetak oleh Savicevic dan Desaily. Di musim ini, Milan juga
tampil di Piala Toyota menggantikan Marseille yang dihukum karena kasus
suap, namun Milan kalah dari Sao Paolo 2-3.

Selebrasi juara Seri A 1993-1994

Selebrasi Panucci dan Savicevic saat juara Piala Champions 1994

Selebrasi Cappello dan Marcell Deaily

Selebrasi Albertini dan Desaily

Selebrasi seluruh tim saat juara Champions 1994
Musim
1994-1995, Milan gagal mempertahankan kesuksesannya. Gelar seri A
direbut Juventus yang diperkuat Fabrizio Ravanelli, Gianluca Vialli,
Didier Deschamps, dan pemain muda Alesandro Del piero. Di Piala
Champions, Milan dikalahkan Ajax Amsterdam di partai final 0-1 melalui
gol tunggal Patrick Kluivert. Di Piala Toyota, Milan juga kalah 0-2 dari
Vales Sarsfield yang diperkuat kiper tangguh Jose Luis Chilavert. Gelar
Piala Super Eropa menjadi gelar satu-satunya setelah Milan mengalahkan
Arsenal 4-1 agregat. Musim ini menjadi akhir kejayaan dari The Dream Team II.

The Dream Team II
Prestasi: Juara
Seri A 1991-1992, 1992-1993, dan 1993-1994; juara Piala Italia 1992,
1993, dan 1994; juara Piala Champions 1994; Runner Up Piala Champions
1993 dan 1995; juara Piala Super Eropa 1995; Runner Up Piala Toyota 1994
dan 1995.
Skuad The Dream Team II mampu mengantarkan Italia
ke final Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat. Sayang mereka kalah
-lagi-lagi lewat adu penalti- dari Brazil yang diperkuat Romario dan
Bebeto.
*****
Selama
1995 hingga 2001, Milan membeli beberapa pemain bintang untuk
memperkuat skuad. Ada yang berhasil; Ada yang gagal. Mereka yang
berhasil di antaranya Roberto Baggio dan George Weah yang berhasil
membawa Milan juara Seri A musim 1995-1996; Oliver Bierhoff yang
berhasil membawa Milan juara Seri A musim 1998-1999, dan Andriy
Shevchenko yang berhasil menciptakan 26 gol dan menjadi top skor Seri A,
namun keberadaan mereka belum berhasil menciptakan The Dream Team baru.
Musim
2001-2002, Milan kembali berbenah. Pemain-pemain baru berkualitas
didatangkan: Gennaro Gattuso dari Salernitana dan Rui Costa dari
Fiorentina. Namun, musim ini, Milan tetap tidak mampu menggeser dominasi
Juventus.
Musim
berikutnya, 2002-2003, pemain-pemain baru kembali didatangkan: Clarence
Seedorf dan Andrea Pirlo dari Inter Milan, Filippo Inzhagi dari
Juventus, Serginho dari Cruzeiro Brazil, Fernando Redondo dari Real
Madrid, dan Rivaldo dari Barcelona. Pelatih baru juga direkrut untuk
mengolah strategi tim, yaitu Carlo Ancelotti, mantan pemain Milan era The Dream Team I.
Hasilnya,
Milan berhasil merebut juara Coppa Italia dengan mengalahkan AS Roma
6-3 agregat dan merebut Piala Champions dengan mengalahkan Juventus
lewat drama adu pinalti 3-2 (0-0).

Selebrasi seluruh tim saat juara Champions 2003

Selebrasi Kaladze, Maldini, dan Rui Costa

Selebrasi seluruh tim

Selebrasi setelah menang adu pinalti

Selebrasi Ancelotti dan inzaghi

Selebrasi Rui Costa, Seedorf, Pirlo, dan Ambrossini
Musim
2003-2004, Milan mendatangkan pemain muda asal Sao Paolo Brazil,
Ricardo Kaka. Hasilnya, Milan menjuarai Seri A dan menggeser dominasi
Juventus. Milan memuncaki klasemen dengan poin 72, selisih 6 poin di
bawah peringkat dua, AS Roma. Milan juga meraih gelar Piala Super Eropa
dengan mengalahkan FC Porto 1-0. Namun sayang, Milan gagal meraih Piala
Toyota setelah dikalahkan Boca Juniors lewat adu pinalti. Begitu pula di
Piala Champions, geliat Milan hanya sampai perempat final setelah
dikalahkan Deportivo La Coruna, 4-5 agregat.
Musim
2004-2005, Milan mendatangkan Hernan Crespo dari Chelsea. Namun, Milan
tetap gagal berprestasi di seri A. Di Piala Champions, Milan sebenarnya
berpeluang besar menjadi juara, namun akhirnya gagal secara dramatis
setelah dikalahkan Liverpoll lewat adu pinalti 3-1, padahal di babak
normal, Milan sudah unggul terlebih dahulu 3-0, namun dapat disamakan
3-3.
Musim
2005-2006, formasi Milan tidak banyak berubah, hanya tambahan pemain
muda Alberto Gilardino di sektor depan. Hasilnya juga tidak jauh beda,
Milan gagal menjuarai Seri A dan di Piala Champions, prestasi Milan
terhenti di semi final setelah dikalahkan Barcelona 1-0 agregat. Namun,
di musim ini, pemain-pemain Milan memberikan kontribusi bagi Italia
untuk meraih gelar Piala Dunia 2006 dengan mengalahkan Prancis lewat adu
pinalti 5-4. Di musim ini juga, Milan menjual bintangnya Andriy
Shevchenko ke Chelsea.
Musim
2006-2007, Milan memulai Seri A dengan poin minus delapan setelah
terlibat kasus Calciopoli. Hasilnya, di akhir musim, Milan ‘tak mampu
menjuarai seri A. Di Liga Champions, Milan memulai dari babak
kualifikasi II, tapi Milan mampu menjuarai ajang ini setelah
menghempaskan para wakil Inggris, Manchester United di Semi Final dengan
5-3 agregat dan Liverpoll di partai final dengan 2-1, sekaligus sebagai
partai balas dendam atas kekalahan menyakitkan di final Piala Champions
2005.

Selebrasi saat juara Liga Champions 2007

Kaka mengangkat piala Champions
Skuad The Dream Team III, kiper: Nelson Dida, cristian Abiatti; bek: Paolo Maldini, Alesandro Nesta, Kakaber Kaladze/Marek Jankulovski, Serginho/Massimo Oddo; gelandang: Andrea Pirlo/Fernando Redondo, Gennaro Gattuso/Massimo Ambrossini, Rui Costa/Ricardo Kaka, Clarence Seedorf/Rivaldo; striker: Filipho Inzaghi/Alberto Gilardino, Andriy Shevchenko.
Selebrasi juara Piala Toyota 2008
Skuad The Dream Team III mampu membawa italia menjadi juara Piala Dunia 2006 dengan mengalahkan Prancis melalui adu pinalti 5-4.

The Dream Team III

The Dream Team III
Kini, Milan kembali ingin membangun The Dream Team baru. Bermaterikan pemain-pemain muda dipadukan dengan pemain-pemain berkualitas dan berpengalaman. Berikut skuadnya:

Pemain-pemain Milan 2011
Prestasi: Juara Liga Italia Seri A 2010-2011 dan juara Piala Super Italia 2011 dan Dubai Cup 2012
Sumber: facebook AC Milan 1988-1994; acmilan.com; wikipedia.org; pelbagai blog yang membahas AC Milan
0 komentar
Terima kasih atas komentarnya. :)