Teruntuk, Oom Joko Pinurbo.

Bagaimana kabar? Sehat? Rasanya lama tak bersua.

Surat ini semoga tidak mengejutkanmu, ya. Aku hanya ingin memujimu; terutama karyamu. Sebab aku belum bisa memujimu secara langsung. Aku suka. Terlalu suka. Sungguh banyak memberiku inspirasi.

Nasib baik aku bisa mengenalmu. Aku mungkin hanya satu dari sekian banyak penyuka karyamu. Dan sama seperti mereka, aku berharap suatu saat bisa bertemu langsung dan berbincang denganmu di sebuah kedai kopi. Mungkin kita bisa membahas mengapa huruf A menjadi alphabet pertama dalam urutannya. Atau, mengapa senja begitu disukai banyak manusia. Emm... atau kau bisa ajari aku menjadi penyair hebat sepertimu.

Sekian saja surat dariku. Aku tak ingin membuang waktumu terlalu lama hanya untuk membacanya.

Tuhan memberkati.

Salam,
Pengagummu.